Salah satu contoh baik yang dapat dilakukan oleh seorang pramuka terdapat di dalam cerita Kim, karya Rudyard Kipling. Kim atau nama lengkapnya Kimball O'Hara adalah anak seorang Sersan Resimen Irlandia di India. Ayah dan ibunya meninggal ketika ia masih kecil dan kemudian ia diasuk oleh bibinya. Semua teman bermainnya adalah anak-anak penduduk asli. Dengan demikian ia belajar berbicara bahasa mereka dan mengenal kebiasaan mereka. Ia menjadi teman baik seorang pendeta pengembara dan bepergian dengannya ke seluruh India Utara.
Kebetulan pada suatu hari ia berjumpa dengan resimen ayahnya dahulu yang sedang berlatih di lapangan. Ketiika ia mengunjungi perkemahan mereka, ia ditangkap karena disangka pencuri. Surat kelahiran serta surat-surat lainnya ada padanya dan setelah petugas resimen itu mengetahui bahwa ia termasuk golongan mereka, kemudian ia diasuh dan dididik oleh resumen tersebut. Waktu liburan boleh pergi berlibur dan Kim berpakaian seperti orang India, serta pergi bersama-sama penduduk asli sebagai bagian dari mereka.
Kemudian ia berkenalan dengan Mr. Lurgan, seorang pedagang permata dan barang-barang antik. Karena keahliannya bertransaksi dengan penduduk asli, ia juga menjadi seorang anggota dari Badan Penyelidik Negara (I.S).
Setelah mengetahui bahwa Kim mempunyai banyak pengetahuan tentang adat istiadat penduduk asli, orang itu berpendapat bahwa ia dapat berguna dalam pekerjaan Penyelidik Negara, yaitu menjadi semacam detektif di antara penduduk asli. Namun sebelum mempekerjakan Kim, Mr. Lurgan mengujinya terlebih dahulu untuk mengetahui apakah ia cukup berani dan memiliki daya ingat yang kuat. Kemudian ia mengajari Kim untuk memperhatikan dan mengingat hal-hal kecil, suatu hal yang penting dalam latihan kepramukaan.
Kim Mulai Latihan
Lurgan mulai memperlihatkan kepada Kim suatu kotak berisi berbagai jenis batu permata. Ia menyuruhnya melihat batu-batu permata itu selama satu menit, kemudian ditutupnya kotak itu dengan kain dan minta kepada Kim mengatakan berapa butir batu yang ada di dalam kotak itu, dan apa saja jenisnya. Mula-mula Kim hanya dapat mengingat-ingat sedikit dan tak segera dapat menghafal semuanya. Demikian juga dengan barang-barang lainnya yang diperlihatkan kepadanya.
Akhirnya setelah banyak latihan, Kim menjadi anggota Dinas Rahasia dan diberi tanda rahasia yaitu medali atau lencana. Medali atau lencana tersebut dipakai pada lehernya, yang berarti bahwa ia adalah seorang anggota dinas itu.
Kim Dalam Dinas Rahasia
Pada suatu hari ketika Kim bepergian dengan kereta api, ia berjumpa dengan seorang penduduk asli yang mengalami luka parah di kepala dan tangannya. Orang itu menerangkan kepada penumpang lainnya, bahwa ia jatuh dari dokar, ketika ia pergi ke stasiun. sebagai pengintai yang pandai melihat, Kim tahu bahwa luka-luka itu disebabkan oleh benda yang tajam dan bukan karena benar-benar jatuh dari dokar. Karena itu Kim tidak percaya kepada orang itu.
Pada waktu orang itu mengikat pembalut pada kepalanya, Kim melihat bahwa orang itu memakai medali seperti ia sendiri dan Kim menunjukkan kepadanya. Orang itu mengajak bicara Kim dengan menggunakan kata-kata rahasia. Pekerjaannya itu telah diketahui oleh beberapa orang musuh dan mereka telah mengejarnya, bahkan hampir saja membunuhnya. Rupanya mereka tahu bahwa ia sedang menjalankan suatu tugas rahasia, dan tahu bahwa ia ada di dalam kereta api. Oleh karenanya mereka akan mengabarkannya kepada teman-temannya bahwa ia datang. Ia berharap dapat menyampaikan pesan kepada polisi tertentu tanpa tertangkap oleh musuhnya. Ia tidak tahu bagaimana caranya melaksanakan tugas tersebut, jika saja musuhnya sudah diberi tahu tentang kedatangannya Kim memikirkan pemecahan soal itu.
Di India banyak pengemis suci yang suka mengembara. mereka dianggap sangat suci dan banyak orang menolongnya dengan memberinya makanan serta uang. Mereka hampir tidak berpakaian dan menutup badannya dengan abu serta mukanya dihiasi dengan tanda-tanda. karena itu Kim menyulap orang itu sebagai seorang pengemis. Ia membuat campuran tepung dengan abu yang diabilnya dari pipa. Kemudian ia mengganti pakaiannya dan menutup seluruh tubuhnya dengan campuran itu. Ia menutup luka-luka orang itu sehingga tidak kelihatan. Akhirnya dengan pertolongan kotak gambar yang dibawanya, ia menggambar tanda-tanda itu pada kening orang tersebut serta menyisir rambutnya ke bawah. Supaya nampak teratur serta kasar seperti rambut orang pengemis, ia menutupnya dengan debu sehingga ibu orang itu sendiri tidak akan mengenalnya.
Kemudian mereka pergi ke stasiun besar. Di peron mereka berjumpa dengan seorang polisi lalu melaporkan pesan yang harus disampaikan. Pengemis tiruan itu menyenggol polisi itu dan ia dimaki-maki olehnya dalam bahasa Inggris. Pengemis itu menjawab makian pula dalam bahasa daerah setempat, namun dengan menyelipkan beberapa kata-kata rahasia. Walaupun polisi itu tidak fasih berbahasa Hindi tetapi ia mengerti arti dari kata-kata rahasia itu, bahwa pengemis tersebut adalah seorang kaki tangan. Ia pura-pura menangkapnya dan membawanya ke kantor polisi. Di kantor polisi ia dapat bercakap-cakap dengan tenang serta menerima laporannya.
Kim berkenalan dengan agen lain dari dinas itu, yaitu seorang penduduk asli terpelajar yang dapat memberikan pertolongan kepadanya dan dapat pula menangkap dua orang pegawai yang bertindak sebagai mata-mata.
Pengalaman-pengalaman Kim sangat berguna untuk dibaca, karena menggambarkan berbagai macam pekerjaan berharga yang dapat dilakukan oleh seorang pramuka untuk membela tanah airnya dalam keadaan baha, apabila ia cukup terlatih dan cerdas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar